Minggu, 03 Mei 2020

Tugas Filsafat Islam 20 April

https://tirto.id/nestapa-perawat-covid-19-12-meninggal-18-positif-jenazah-ditolak-eMKl
Jenazah perawat itu mendapat penolakan warga Sewakul, Bandarho, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, 9 April. Perawat bernama Nuria Kurniasih akhirnya dimakamkan setelah dua kali ditolak pada Kamis malam hari.

Warga penolak beralasan belum mendapatkan sosialisasi bahwa jenazah meninggal karena COVID-19 dan kaget tiba-tiba ada mobil polisi dan lembaga kebencanaan berada di pemakaman setempat. Penolakan warga ini berujung pada penangkapan oleh polisi pada 11 April. Tiga warga penolak kini meringkuk di tahanan usai Polda Jawa Tengah menetapkan mereka sebagai tersangka.

Penolakan jenazah pasien terinfeksi COVID-19 dan pasien dalam pengawasan (PDP) bukan kali pertama terjadi dan bukan berarti dibiarkan terjadi lagi.
Enam ketua umum organisasi yang meneken pernyataan yakni Daeng M Faqih, PB Ikatan Dokter Indonesia; Harif Fadhillah, DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia; Sri Hananto Seno, PB Persatuan Dokter Gigi Indonesia; Erni Nurjasmi, PB Ikatan Bidan Indonesia; Nurul Falah Eddy, Ikatan Apoteker Indonesia; dan Ede Surya Darmawan, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia.

Mereka menyayangkan penolakan jenazah perawat yang telah mengambil risiko terkena COVID-19 dan seharusnya penghormatan sebagai ‘pahlawan kemanusiaan’.

“Kami mengecam keras atas respons penolakan dari oknum masyarakat di lokasi pemakaman [...] Kami tegaskan jenazah Nuria telah dilakukan perawatan dan pemulasaran sesuai prosedur. Jadi tidak ada alasan penolakan,” sebut pernyataan bersama itu.

Mereka juga menekankan pemakaman jenazah perawat Nuria telah memenuhi protokol kesehatan, sehingga virus COVID-19 yang ada padanya ikut mati di dalam tanah. Tubuh jenazah pasien Corona dibebat kain kafan, plastik, peti mati, lalu plastik. Lapisan itu sesuai protokol, sehingga virus Corona tak akan menyebar.


Kesimpulan Berita:
Seorang perawat yang meninggal karena Covid-19 mendapatkan penolakan ketika akan dimakamkan, alasan warga karena mereka belum mendapat sosialisasi sama sekali.
Komentar :
Itulah pentingnya membaca berita, mengikuti prosedur yang berwenang dan mengikuti perintah dan keputusan dari pemerintah, semua orang panik, semua orang takut, namun harusnya tidak semua orang (dalam kampung itu) bodoh, sudah banyak berita mengapa tidak diikuti? Sudah banyak penjelasan mengapa masih menuntut kejelasan? Berdosa lah orang yang mempersulit pemakaman seseorang, ditambah orang itu memiliki jasa yang sangat besar..
Rasulullah Saw pernah berkata, terdapat di dalam kitab Shahih Bukhari sebagaimana dikutip oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani :
 “Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “percepatlah kalian dalam membawa (mengurus) jenazah” (HR. Bukhari).
Wallahu alam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar